Total Tayangan Laman

Kamis, 21 Juli 2011

BUPATI RESMIKAN GEDUNG DESA MEDANKARYA


Bupati Karawang, H. Ade Swara meresmikan penggunaan Kantor Desa Medankarya, Kecamatan Tirtajaya. Peresmian gedung yang merupakan salah satu prototype kantor desa tersebut ditandai dengan penandatangan prasasti dan pengguntingan pita oleh Bupati Ade Swara, Kamis (14/7).
Bupati Ade Swara dalam kesempatan tersebut mengatakan, bahwa dengan program pembangunan kantor desa prototype ini, maka ke depan seluruh kantor desa yang ada di Kab. Karawang akan memiliki gedung kantor yang serupa dan seragam. “Akan tetapi, pelaksanaannya tentu akan disesuaikan dengan kemampuan dan anggaran yang ada,” ujarnya.
Lebih lanjut Bupati mengatakan, APBD Kab. Karawang saat ini mencapai Rp.1,7 trilyun dan belanja mencapai Rp. 2 trilyun.  Jumlah tersebut tentunya tidak mencukupi, terlebih masih terdapat permasalahan lain yang harus diselesaikan, seperti jalan maupun pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan.
Bupati Ade Swara juga menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah turut berpartisipasi hingga terselesaikannya pembangunan gedung Kantor Desa Medankarya. “Untuk itu, dengan diawali ucapan Bismillahirahmanirrahim, Gedung Kantor Desa Medankarya Kecamatan Tirtajaya saya resmikan penggunaanya,” imbuhnya.
Sementara itu, berkaitan dengan penyelenggaraan Peringatan Isra Miraj yang dipadukan dalam kegiatan tersebut, Bupati mengingatkan bahwa kegiatan peringatan ini hendaknya tidak sebatas kegiatan seremonial saja. “Akan tetapi kegiatan ini harus dijadikan sebagai momentum untuk mengkaji tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Islam dan mengimplementasikannya dalam keseharian kita,” tambahnya.
Di sisi lain,  Kepala Desa Medankarya, Nosim Umbara menjelaskan bahwa pelaksanaan pembangunan kantor desa dimulai setelah pencairan termin pertama tanggal 8 Juli 2010 untuk pekerjaan selama tiga bulan dua puluh hari. Termin kedua pencairan dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2010 untuk capaian pembangunan 60 persen untuk pekerjaan selama tiga bulan dua puluh hari. Sedangkan termin ketiga pencairan dilakukan pada tanggal 17 Januari 2011 dengan lama pekerjaan 1 tahun lima hari.

Selasa, 05 Juli 2011

PERCEPATAN SLPTT KUNCI SUKSES RAIH SWASEMBADA PANGAN

LLP Pada SLPTT
Kementerian Pertanian mentargetkan bisa swasembada padi, jagung dan kedelai secara berkelanjutan. Untuk itu pada tahun 2011, produksi padi diharapkan bisa mencapai 70,6 juta ton, jagung 22 juta ton dan kedelai 1,56 juta ton.
Faktor kunci keberhasilan pencapaian produksi swasembada pangan berkelanjutan itu adalah suksesnya percepatan pelaksanaan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL PTT). "Faktor kunci lainnya, yakni jaminan ketersediaan anggaran, jaminan ketersediaan dan penyaluran benih serta pupuk, serta peran aktif gubernur, bupati, walikota, tokoh masyarakat dan tokoh formal dan informal," kata Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro pada Temu Teknis Sinkronisasi Program Pembangunan Pertanian Pusat dan Daerah di Gedung Putri Karang Melenu, Tenggarong, Kukar, Kalimantan Timur.
Anggoro memaparkan Kementan sudah menetapkan sasaran percepatan SL- PTT. Pada tahun 2011, sasaran SL- PTT sawah padi non hibrida seluas 2,2 juta ha (31 propinsi), 228 ribu ha padi hibrida (21 propinsi), 350 ribu ha padi lahan kering (29 propinsi), 206.730 ha jagung hibrida (25 propinsi) dan 250 ribu ha kedelai (16 propinsi).
Upaya percepatan pencapaian program pangan 2011 lanjut Udhoro Kasih Anggoro yakni menggeser waktu tanam SL PTT bulan Maret-April 2011 untuk menciptakan puncak panen Juli 2011; penyaluran benih Cadangan Benih Nasional periode Januari - Maret 2011, percepatan pelaksanaan BLBU dan BLP melalui Perpres No. 14 Tahun 2011. Rapat koordinasi tingkat Menko Perekonomian, Pusat dan Daerah, BUMN, Pelaksana, dan Stakeholder.

Minggu, 23 Januari 2011

PELUANG AGRIBISNIS DI PERDESAAN TAHUN 2011

Kementerian Pertanian menawarkan cara baru untuk menarik investor dan petani agar mau terlibat dalam pengembangan industri agribisnis di perdesaan. Sebuah harapan di tahun 2011?
 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Dirjen P2HP) Prof. Zaenal Bachruddin mengatakan cara baru yang ditawarkan Kementerian Pertanian (Kementan) tersebut adalah sistem two in one, yakni insentif regulasi dan insentif teknologi dengan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Zaenal menyebut cara baru menarik investasi industri agribisnis di pedesaan pola two in one ini sebagai harapan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian Indonesia di tahun 2011.
Yang ia maksud sebagai dua insentif dalam pola ini, pertama adalah insentif teknologi dan kedua insentif modal kerja. Kedua insentif ini dipaketkan jadi satu. Hanya yang menjadi tugas Kementan adalah mengadakan insentif teknologinya. "Yang akan kita angkat adalah insentif teknologinya, termasuk pendampingan dari perguruan tinggi, pembiayaannya diambil dari dana kita (APBN-red) untuk pengadaan alat dan mesinnya," tutur Zaenal Bachruddin.
Sementara itu, untuk modal kerja industri agribisnis di pedesaan Zaenal menginginkan bisa diperoleh dari lembaga-lembaga yang bcrkewenangan meminjamkan dana, baik kredit program yang dibuat Kementan seperti Kredit Ketahanan Pangan dan Encrgi (KKP-E) maupun Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), maupun pinjaman modal dari
lembaga penjamin dana bergulir di Kementerian Koperasi. "Ini harapan di tahun 2011," tutur Dirjen P2HP kepada Sinar Tani.
Untuk insentif teknologi itu di Ditjen P2HP telah disediakan dana APBN 2011. "Sudah ada yang merespon, ada Rp 80 milyar yang sudah kita salurkan," tambahnya.
Petani yang bisa mendapatkan dana ini adalah petani yang sudah memiliki kelembagaan dan berbadan hukum, bisa gabungan kelompok tani (gapoktan) atau koperasi. Harapannya, insentif teknologi yang diterima gapoktan atau koperasi bisa menjadi saham untuk bermitra dengan investor. "Bersama investor sebagai avalis (penjamin), gapoktan itu kami harapkan bisa mendapatkan pinjaman modal dari lembaga pembiyaan," jelasya.
Melalui sistem two in one ini di tahun 2011, Ditjen P2HP akan banyak mengutuhkan pengembangan Unit Pengolahan Hasil (UPH) bidang petcrnakan, tanaman pangan, perkebunan dan lainnya
Pasar Agribisnis Modern
Bekcrjasama dengan J1CA, Ditjen P2HP tengah menyusun studi kelayakan untuk pengembangan Terminal Agribisnis dan Sub Terminal Agribisnis (STA). Yang sudah siap untuk dilakukan studi kelayakannya lanjut Zaenal Bachrudin adalah TerminalAgribisnis di Lampung. Pengembangan STA ini dilakukan agar ada nilai tambah buat petani meskipun dia menjual produk segar. "Yang ideal adalah kalau STA ini sudah berjalan sebagai tempat transaksi para petani," tambahnya. Yang akan dikembangkan antara lain adalah sistem transaksinya yang berkeadilan, saat ini masih yang sangat tradisional. Misalnya dengan hanya melempar benda. "Ini kan tidak memberikan transaksi yang mcmang didasarkan pada harga dan mutu," tambahnya.
STA di Lampung menjadi prioritas karena Lampung sangat strategis menjadi penghubung Sumetara dan Jawa. Selain itu, ada tiga STA yang akan juga dikembangkan yakni STA di Simalungun Sumut, di Malang Jawa Timur dan Malino Sulsel. "STA-STA itu kita kaji untuk kembangkan lebih baik," tuturnya.
Soal produk yang ada di STA, lanjut Zaenal saat ini sudah ada kerjasama dengan Singapura, sehingga produknya bisa diekspor ke Singapura. "Tidak menu tup kemungkinan produk segar ini bisa kita ekspor ke negara yang tertarik pada buah tropik. Jepang sangat berharap sekali bisa menikmati mangga kita," tuturnya lagi.

sumber : dispertajabar

TERPOPULER

SITUS RESMI FK-THL KARAWANG

BLOG TAUTAN