Total Tayangan Laman

Senin, 06 Desember 2010

LAPORAN PELAKSANAAN SARESEHAN DESEMBER 2010

I. PENDAHULUAN


Latar Belakang

Kelembagaan tani wilayah Kecamatan Tirtajaya keberadaannya belum menunjukan gambaran yang memuaskan boleh dikatakan diam ditempat. Oleh karena itu, melalui penyelenggaraan mimber KTNA Tingkat Kecamatan menggugah dan menggiatkan kembali kesadaran lembaga tani yang ada ditingkat desa yaitu Kelompok Tani, Gapoktan, dan KTNA Desa dengan mitra kerja penyuluhan di lapangan melalui kunjungan lapangan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

Melalui porum mimbar sarasehan ini lembaga tani ditingkat desa maupun tingkat kecamatan dengan segala program dari Pemerintah sehingga terjadi keterpaduan antara lembaga tani dan program pemangku kebijakan dapat berjalan.

Terlaksana program kegiatan lembaga tani dilapangan dengan baik perlu adanya pengawasan/pembinaan yang dilakukan oleh petugas lapangan, BP3K dan Dinas Intansi yang terkait agar lembaga tani mampu dan mandiri.



Maksud dan Tujuan

- Melaksanakan koordinasi dan informasi secara periodik sesama Lembaga Tani ditingkat Desa dan Kecamatan.

- Mendata kembali kepengurusan baru secara aktif dan berkelanjutan di masing-masing Desa.

- Dapat dirasakan lembaga tani oleh anggotanya di masing-masing kelompok tani

- Mendukung/membantu dalam program empat sukses pembangunan pertanian.



Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan kegiatan mimbar sarasehan kontak tani Tingkat Kecamatan pada 01 Desember 2010 bertempat di Aula Kantor BP3K Kecamatan Tirtajaya, daftar hadir terlampir.




II. PELAKSANAAN MIMBAR SARASEHAN


Panitia Penyelenggara

- Ketua : Dana Setiawan, AMd

- Sekretaris : Dias Sunandar, AMd

- Anggota : Encum Nurhidayat

- Arip Kurnia

Idi Junaidi, SP



Nara Sumber

1. H. Endang Anggota KTNA Kecamatan Tirtajaya

2. H. Dullah Anggota KTNA Kecamatan Tirtajaya



Peserta

Kelompok Tani, Gapoktan Sewilayah Kecamatan Tirtajaya.



Materi

a. Empat Sukses Pembangunan Pertanian

b. Sosilisasi tentang BP4K dan BP4K

c. Program Kerja KTNA Tingkat Kecamatan

d. Program LAKU dengan KTNA

e. Pengembangan Kelembagaan Kelompok Tani



Sumber Dana

Biaya yang digunakan dari APBD TK II Kabupaten Karawang melalui Pengguna Anggaran Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karawang Tahun Anggaran 2010.



Pelaksanaan Sarasehan

Kegiatan pelaksanaan sarasehan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 1 Desember 2010.


III. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Rumusan Sarasehan :

1. Mengaktifkan kembali kelembagaan mulai dari kepengurusan tertib administrasi untuk kelancaran lembaga tani di masing-masing Desa.

2. Program kerja kegiatan lembaga tani dibuat setiap musim tanam di masing-masing kelompok dalam wilayah Desa Sekecamatan Tirtajaya.

3. Melaksanakan koordinasi dan informasi secara priodik

4. Mendukung dan membantu kebijakan program Pembangunan Pertanian.

5. Sarana dan Prasarana Kantor BP3K perlu dilengkapi dengan melaksanakan percontohan di lahan BP3K yang dilaksanakan oleh Kelompok Tani dan Gapoktan Sewilayah Tirtajaya.

6. Untuk merubah kegiatan petani dari Monokultur menjadi Polikultur.

7. Melaksanakan kegiatan JALINAN TALI KASIH dengan cara perlombaan antar kelompok yang hadiahnya dari iuran kelompok tetapi sistem arisan setiap musim sebesar Rp. 100.000,- perkelompok.



IV. PENUTUP

Acara Sarasehan ini kami Laksanakan atas dasar Perlunya Sosialisasi dan Koordinasi anatar Kelompok Tani dan Gapoktan, KTNA sewilayah Kecamatan Tirtajaya terhadap perkembangan Informasi Teknologi maupun informasi lainnya dalam bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Ucapan Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah turut serta membantu dalam mensukseskan acara sarasehan ini.

Demikian Laporan Pelaksanaan Mimbar Sarasehan Kontak Tani Sewilayah Kecamatan Tirtajaya untuk dapat digunakan bagi yang berkepentingan.





Tirtajaya, 1 Desember 2010

Kepala BP3K

Kecamatan Tirtajaya





DANA SETIAWAN, AMd.

NIP. 19540825 197803 1 005

Jumat, 03 Desember 2010

SARASEHAN DI KECAMATAN TIRTAJAYA

Karawang,Tirtajaya. -Dengan bertemakan “Peguatan Kapasitas penyuluh di Kecamatan Tirtajaya”, Rabu (01/12) bertempat di gedung kantor Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) kecamatan Tirtajaya, menggelar mimbar sarasehan Kelompok Kontak Tani Nelayan (KTNA) sebagai bentuk kerjasama konkrit dalam peningkatan fungsi koordinasi lintas sektoral baik tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten untuk menyikapi berbagai permasalahan pembangunan di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan. Dalam laporannya, Ketua Panitia Dana Setawan. Amd (kepala BP3K Tirtajaya) menyampaikan tujuan kegiatan ini yaitu untuk menumbuhkembangkan kerjasama antar dan inter petani-nelayan, petani nelayan dengan pihak lain, forum konsultasi dan dialog antar Kelompok KTNA dengan pemerintah yang menghasilkan kesepakatan-kesepakatan. Membangun watak petani nelayan yang beretos kerja tinggi, berdisiplin, produktif, berkualitas, hemat dan mandiri, yang lebih menitik beratkan pada pola piker Agribisnis serta beperilaku mulia dalam kehidupan.


Pada kesemapatan itu juga Ka.UPTD Perikanan dan Perternakan Kecamatan Tirtajaya Admin Slamat. SPT, memberikan arahan tentang manfaat “Output lain yang ingin dicapai adalah adanya dukungan komitmen dari pihak terkait, baik dari pemerintah maupun dari swasta, dukungan yang lebih dari upaya penguatan kelembagaan petani serta stimulasi pendanaan, sehingga provitas yang dihasilkan meningkat secara signifikan serta adanya jaminan harga komoditi yang pada akhirnya kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha berangsur-angsur dapat ditinggalkan, dan adanya perubahan pola piker petani dan nelayan lebih kreatif, serta bisa jeli terhadap marketpasar.” Tegasnya.

Camat Tirtajaya dalam sambutannya menyampaikan beberapa harapan diantaranya para penyuluh dan aparat pertanian agar senantiasa terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta profesionalisme sebagai modal pelaksana pendamping kepada kepada petani-nelayan, menjadikan KTNA sebagai wadah komunikasi serta tempat menyalurkan aspirasi petani-nelayan sehingga berbagai permasalahan dihadapi oleh petani-nelayan dapat dipecahkan, menjadikan kegiatan mimbar sarasehan sebagai ajang penyampaian aspirasi para petani-nelayan serta upaya pemecahannya, serta diharapkan supaya pemangku kepentingan diminta peran serta untuk bersama-sama mendukung pemkab Mitra untuk melaksanakan pembangunan yang mengoptimalkan sumberdaya dan wawasan lingkungan.

Peserta kegiatan ini adalah pengurus KTNA Kecamatan Tirtajya, Pengurus Kelompok Tani dan Nelayan se-Tirtajaya,Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Ka.UPTD Periakanan dan Kelautan, Sekcam Tirtajaya, H.Abdullah.SH.Msi (yang juga sekaligus salah seorang Muspika yang aktif dan mencintai dunia pertanian ini.Red) menjadi narasumber dalam sarasehan ini, diungkapkannya bahwa 3 poin yang paling penting yang harus diperhatikan dalam peningkatan mutu pertanian adalah infrastruktur, motivasi dan upaya. Bila infrastruktur memadai, akfifitas petani juga lancar.

“Pemberdayaan SDM petani juga harus kita tingkatkan, jangan ada imej bahwa petani hanya bisa membawa cangkul,mengolah p[adi disawah saja akan tetapi petani juga harus respon terhadap Iptek pertanian yang dewasa ini gencar sekali di sosialisasikan oleh PPL seperti, cara tanam SRI (system Rice Intenfication), jajar logowo 2,3 dan 4, semua itu tentunya di harapkan bisa mendongkrak petani dalam hal pendapatan.” Tegas H.Endang salah seorang Narasumber dan sekaligus Ketua Keompoktani di Desa Kutamakmur. Harapan kami semoga dengan adanya acara Sarasehan ini bisa menjadi ajang tukar pendapat baik, ilmu pengetahuan, serta mempererat silaturahmi sesame petani,PPL,Muspika, Perusahaan swasta dan instansi terkait lainnya. Pungkasnya.(E.N)

Senin, 02 Agustus 2010

GAUNG SL-PTT DI BPP TIRTAJAYA

Kembali BPP Tirtajaya mengadakan gebragan kegiatan yg patut diacungi jempol, hasil rapat musyawarah antar Penyuluh, Koordinator, POPT serta UPTD Kecamatan Tirtajaya yang di laksanakan setiap hari selasa, membuat program pertemuan Praktek lapangan yang di pusatkan di kantor BPP yang baru selesai dibangun.
intensitas kegiatan sering di lakukan setelah adanya PERDA Kabupaten Karawang No : 3 Tentang pembentukan kelembagaan lainnya.
Dalam Bab III Perda tersebut, DPRD serta Bupati Karawang telah mensyahkan tertanggal 11 Juni 2010, namun meskipun struktur organisasi-nya masih dalam taraf rekrutmen atau penataan namun antusiasme serta sinergisitas PPL sudah terlihat semangat, hal ini dibuktikan PELITA ON-LINE yang sering memantau semua kegiatan yang dilakukan Penyuluh Pertanian.

Pada kesempatan tersebut hadir pula Perwakilan dari Dinas Pertanian dan Kehutanan DISTANHUT Kabupaten Karawang Surana Baktinurdin yang memaparkan kebijakan Dinas Pertanian Karawang dengan progran Panca Yaksa-nya, dianataranya Penyediaan infrastruktur, Revitalisasi Penyuluh pertanian yang harus mencapai 1 Desa 1 Penyuluh , memperbaiki pembiayaan pertanian, pemasaran hasil panen serta penyediaan alat paska panen serta kebutuhan petani lainya.

"Semua rangkaian acara insya-Allah akan kami gelar secara periodik selama 8 kali pertemuan di BPP dan 8 kali pertemuan lagi di masing-masing kelompok yang mendapatkan bantuan SL-PTT." ungkap Koordinator penyuluh Pertanian tirtajaya Iyun Rahayu.SP di tengah-tengah kesibukannya kepada PELITA ON-LINE.

Adapun bantuan yang dikucurkan Pihak Pemerintah baik Pusat maupun daerah yang telah dan akan diserap petani di Kecamatan tirtajaya masing-masing yaitu
1. 4 (empat) Gapoktan yang mendapatkan Program PUAP tahun 2008
2. 2 (dua) Desa yang mendapat FEATI tahun 2008
3. 20 Kelompoktani di 11 Desa yang mendapatkan SL-PTT tahun 2010
4. 4 Gapoktan yang akan mendapatkan PUAP tahun 2010
5. 2 Desa yang akan mendapatkan pompanisasi
6. 2 Desa yang mendapatkan program JITUT

" saya sangat bangga atas kekompakan para Penyuluh Lapangan di Kecamatan Tirtajaya ini, semoga kegiatan ini terus berkelanjutan." tukas Ka.UPTD tirtajaya Seni Purwadi.SP dalam sambutan pembukaannya.

Luas areal Pertanian di Kecamatan Tirtajaya yaitu 5.686 Ha, dengan jumlah Desa 11 serta 11 Gapoktan, pada musim tanam Gadu 2010 areal tanaman padi hanya 50 ha yang terkena hama wereng, dan 10 Ha BLB, dan Alhamdulillah semua telah kami atasi bersama-sama." ujar Encep Suryana, Petugas POPT yang terlihat sangat rajin mendatangi setiap kelompoktani di wilayah kerjanya.

Di wilayah timur karawang baru-baru ini serangan wereng coklat serta penggerek batang padi sudah meresahkan sebagian petani, ekses semua itu disebabkan salah satunya yaitu terlalu lamanya petani menanam varietas Ciherang, sehingga hama serta penyakit padi pada pertanaman sangat sulit untuk di cegah dan diputus siklus hidupnya.//Encum nurhidayat

Rabu, 21 Juli 2010

Pemanfaatan Limbah Padi sebagai Sumber Energi Alternatif


Limbah padi berupa jerami dan sekam mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai bahan baku penghasil energi yakni etanol atau bahan bakar alternatif lainnya.
“Jerami dan sekam tersedia dalam jumlah yang cukup besar di Indonesia dan terkadang tidak dimanfaatkan dengan baik alias terbuang percuma padahal potensinya cukup besar dijadikan sebagai penghasil energi,” kata Ridwan Rachmat, Kepala Peneliti Pengolahan Hasil Pertanian, Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Pasca Panen, Kementerian Pertanian, Cimanggu, Bogor.
Ridwan mengatakan menurut hasil riset, lanjutan proses enzimasi (pembentukan enzim) jerami mampu menghasilkan etanol. Produksi etanol melalui perubahan enzim ini menghasilkan produk sampingan bernama lignin atau campuran polimer yang ditemukan secara alami pada kayu yang membentuk serat bersama.
Lignin yang dihasilkan dari limbah ini sekaligus dapat menjadi bahan bakar, seperti halnya batu bara untuk membangkitkan mesin pembuat etanol. “Pembuatan etanol berbahan baku jerami dapat memotong pasokan BBM secara signifikan. Limbah tersebut sekaligus berperan sebagai bahan bakar mesin namun masih sulit dipasarkan dalam skala luas,” ujar Ridwan.
Etanol dapat diproduksi antara lain dengan metode penguraian bahan organik melalui pemanasan (pirolisis), metode konversi secara termo-kimia bahan biomas padat menjadi bahan gas (gasifikasi), dan pencairan.
Metode pencairan secara termokimia dalam sejenis tabung pemanas (tube furnance) sampai suhu 280ยบ C dan tekanan 6,42 Mpa. Produk cair dipisahkan dari padatannya, lalu diekstraksi dengan larutan n-heksana.
Kemudian didestilasi untuk mendapatkan etanol. Dekomposisi jerami dalam air panas bertekanan dengan katalis natrium karbonat mampu menghasilkan produk berupa etanol, arang, dan gas-gas yang berupa senyawa hidrokarbon golongan alkana dan asam karboksilat dengan rantai karbon C-19 ke bawah. Produk terbanyak adalah senyawa n-oktadekana sebanyak 61,6% dengan rendeman maksimum 29,8%.
Ridwan mengatakan jerami yang diproses melalui ekstraksi dan proses gasifikasi “sistem tertutup” menghasilkan etanol ini telah dikembangkan di Amerika Serikat karena memiliki keunggulan yaitu proses ini tanpa emisi atau limbah pada air.
Di Amerika Serikat terdapat 61 pabrik etanol dengan produksi 2,3 miliar galon etanol per tahun. Negara bagian California merupakan pasar terbesar etanol. Bahan bakar bensin lebih banyak dicampur dengan etanol karena terkait dengan peraturan dengan peraturan polusi dan oksigenisasi udara.
“Di California saja setiap tahun dikonsumsi 760 juta gallon. Saat ini terdapat beberapa pabrik etanol besar di negara bagian California Selatan, yaitu cheese plant dan beverage plant,” katanya.

Minggu, 18 Juli 2010

TERBUKTI SLPTT TINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI

TIRTAJAYA,BPP NEWS.
Program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) yang dicanangkan Pemkab Karawang untuk meningkatkan produksi gabah ternyata berhasil. Untuk itu pemkab tahun depan berencana menambah jumlah kelompoktani yang mengikuti SLPTT ini.
Program uji coba yang dicanangkan pemkab untuk meningkatkan produksi beras daerah ternyata berhasil mengantar Karawang menjadi daerah yang swasembada beras. Apang petani di Desa Sumurlaban Kecamatan Tirtajaya setelah mengikuti program SLPTT produksi panennya meningkat, kalau sebelum mengikuti SLPTT produksi panennya 6 ton/hektar kini mencapai 7,3 ton/ha."Bahkan di Dusun Ciwelut panennya mencapai 8 ton," jelas Sekretaris Gapoktan Salman Efendi waktu di temui PELITA ON-LINE.

Sementara itu Petugas POPT Kecamatan Tirtajaya Encep Suryana mengatakan, “ tidak mudah melaksanakan proram SLPTT karena harus menggunakan benih-benih unggul yang bersertifikat, saat penanaman benih muda dengan sistem larikan serta pemupukan dan pengairan yang seimbang. Kebetulan pada MT Gadu ini Kecamatan Tirtajaya mendapatkan benih INFARI 1 dan Jumlah kelompoktani yang mendapatkan ada 20 Kelompok ”.
“ Kami Penyuluh pertanian bersama-sama keliling memberikan penyuluhan dari kelompok ke kelompok secara periodik, dalam satu musim ini kami harus mengadakan pertemuan sebayak 8 (delapan) kali pertemuan di masing-masing kelompok.” Ujar Iyun Rahayu.SP Koordinator PPL kecamatan Tirtajaya Tenaga Penyuluh Pertanian di Kecamatan Tirtajaya berjumlah 6 (enam) Yang masing-masing yaitu : Iyun Rahayu (WKPP Sabajaya, H. Saprudin (WKPP Tambak sumur), Encum Nurhidayat (WKPP Gempolkarya) Dias Sunandar (WKPP Bolang), Idi Junaedi (WKPP Srikamulyan) dan Arif Kurnia (WKPP Medan Karya) serta di tambah dengan Pentugas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Encep Suryana, sedangkan jumlah Desa Binaan berjumlah 11 Desa.

Banyak kendala untuk menjalankan program SLPTT di antaranya, 40 persen petani masih menggunakan benih tak bersertifikat, 70 persen petani belum bisa tanam benih muda, 70 persen petani belum bisa mananam dengan larikan legowa dan belum terlaksananya pupuk berimbang.// E.N

Sabtu, 17 Juli 2010

SEPATAH KATA

Penyuluhan Pertanian merupakan upaya pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri baik di bidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai. Lebih jauh Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi permodalan dan sumberdaya lainnya untuk meningkatkan kualitas usaha dan kesejahteraannya.


Revitalisasi Penyuluhan Pertanian (RPP) yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian tanggal 3 Desember 2005 di Banyuasin, Sumatera Selatan, mendapat payung hukum yang kuat dengan terbitnya Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (UU SP3K) pada tanggal 15 November 2006. Dengan payung hukum ini diharapkan penyuluhan pertanian dapat berfungsi secara optimal dalam memberdayakan petani dan keluarganya serta pelaku usaha pertanian lainnya untuk mewujudkan peningkatan pendapatan serta kesejahteraannya.


Untuk terwujudnya penyelenggaraan penyuluhan yang efektif dan efisien dan dalam rangka memperkuat implementasi UU No. 16 Tahun 2006 tentang SP3K, Pemerintah Kabupaten Karawang memandang perlu untuk menerbitkan Peraturan Daerah  yang di dalamnya memuat lembaga penyuluhan pertanian dengan nama Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan (BP4K) sebagai ujung tombak pelaksana/penyelenggara penyuluhan pada tingkat kecamatan. Dengan demikian perkembangan pencapaian hasil dan sasaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di daerah, dapat diukur dan dibandingkan dengan tujuan yang direncanakan, serta dikaji permasalahan-permasalahan dan tindak pemecahan masalahnya.


Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Peternakan dan Kehutanan(BP4K) Tirtajaya didirikan pada tahun 2010, dalam rangka percepatan pencapaian swasembada beras yang menjadi titik berat agenda pembangunan pertanian nasional pada masa itu. Pada periode awal keberadaan kelembagaan, BP4K yang pada saat masih bernama Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Tirtajaya, merupakan instansi vertikal pemerintah pusat di bawah hirarki Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan Peternakan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Karawang  yang termasuk dalam wilayah Kerja Kantor Wilayah Pertanian Propinsi Jawa Barat.
Keberadaan Balai Penyuluh Pertanian Perikanan Peternakan dan Kehutanan Tirtajaya secara khusus diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan pertanian daerah, utamanya dalam menjalankan fungsi-fungsi;


1. Memberikan masukan bagi perumusan arah, kebijakan dan strategi penyuluhan pertanian Kabupaten Karawang dalam upaya pemberdayaan petani berdasarkan kebutuhan dan kemampuan serta permasalahan masing-masing wilayah.


2. Mengupayakan keterpaduan sistem perencanaan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi penyuluhan pertanian secara partisipatif melalui penyusunan programa penyuluhan tahunan.


3. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam/lingkungan dan sumber dana yang terdapat di beberapa instansi maupun masyarakat secara sinergi guna mendukung kegiatan penyuluhan pertanian.


Harapan kami semoga weblog ini dapat bermanfaat untuk kita semua, amin.


Kepala BP4K Tirtajaya
( Gilang Sugilar )

TERPOPULER

SITUS RESMI FK-THL KARAWANG

BLOG TAUTAN